Translate

Share This

Gambar Menakjubkan Petir dan Proses Terjadinya [Foto HD]



downloadfotofb | download foto fb hd | Foto HD dunia Unik aneh Indah - Kilatan petir [thunder] yang sering terjadi di Indonesia dan dunia  merupakan suatu lompatan listrik yang amat besar selama terjadinya badai. Badai disebabkan oleh gangguan muatan listrik di atmosfer. Tegangan listrik antara dua awan atau antara awan dengan tanah mengeluarkan percikan listrik yang disebut kilat dengan diikuti suara guntur.




Petir merupakan lompatan bunga api antara 2 massa dengan medan listrik berbeda. Petir biasa terjadi pada awan yang tengah membesar menuju awan badai. Petir terjadi karena ada pemampatan muatan listrik pada awan. Pada awan bagian atas listrik bermuatan negatif dan bagian bawah adalah listrik bermuatan positif sedangkan awan bagian dasar kedua kutub listrik yang berlawanan tersebut ada didalamnya sehingga petir berloncatan. Dan bumi merupakan peredam listrik yang statis.







Sedangkan peristiwa kilat berkaitan dengan awan petir yang terbentuk ketika udara panas bergerak ke atas. Udara panas ini membawa uap air yang sangat besar. Ketika udara panas dengan uap air tersebut mencapai ketinggian tertentu kemudian udara tersebut menjadi dingin. Dalam keadaan ini udara mengandung uap air yang lebih sedikit dari pada ketika udara panas. Kelebihan uap air ini berkondensasi menjadi titik-titik air yang berbentuk awan. 

Awan merupakan kumpulan kristal es dalam udara di atmosfer karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang ada dalam udara setelah melampaui keadaan yang jenuh.

Air pada umumnya membeku pada suhu 0 derajat C, tapi sifat anomali air membuat air pada suhu dibawah – 4 derajat tetap dalam bentuk cair. Tetapi dalam keadaan ini air menjadi sangat dingin. Demikian pula dengan titik-titik air yang terbentuk dalam awan petir menjadi sangat dingin. Titik –titik air ini berada jauh melebihi ketinggian air yang berada pada suhu 0 derajat C dan akhirnya mencapai tingkat ketinggian yang bersuhu –40 derajat C. Titik-titik air ini kemudian berubah menjadi butir-butir es. 






Titik-titik air yang membeku itu bergabung dengan yang lain membentuk bekuan baru. Dengan demikian terjadilah hujan batu es. Batu-batu es tersebut mulai berjatuhan karena gaya beratnya. Tetapi ketika jatuh selalu berbenturan dengan titik-titik air yang sangat dingin yang sedang bergerak naik. Air di dalam setiap butiran air membeku menjadi satu dengan butiran batu es yang di tabraknya dan batu es itu lama-kelamaan menjadi besar. Setiap berbenturan dengan suatu butiran air, batu es menerima muatan negatif dan jutaan benturan antara benturan air dan batu es tersebut menghasilkan muatan listrik di awan dan akhirnya menimbulkan cahaya kilat.







Pada waktu yang sama pecahan es kecil terlepas dari butiran air yang membeku ini. Serpihan es itu mengandung muatan positif arus udara yang sedang naik ke awan yang lebih tinggi membawa pecahan-pecahan es itu beserta muatan positifnya. Selagi pecahan es bermuatan positif bergerak naik, batu-batu es bermuatan negatif turun ke tempat yang lebih panas. Dengan demikian batu-batu es mencair menjadi tetes-tetes air yang lebih besar. Proses ini dapat berlangsung selama satu jam. Selama proses tersebut keseluruhan awan laksana sebuah pembangkit tenaga listrik raksasa yang terus menerus menghasilkan hampir sejuta kilowatt listrik. Awan juga bagaikan suatu baterai penyimpanan arus listrik raksasa dengan kutub positif di bagian atas dan kutub negatif beberapa kilometer di bagian bawah. Diantara kedua kutub tersebut dapat terjadi perbedaan voltase sampai 100 juta volt.

Selama proses utama pemuatan listrik sedang berlangsung, suatu kantong muatan positif terbentuk diatas dasar awan di bawah kutub negatif. Disinilah terjadi proses pemancaran kilat secara cepat. Suatu pelepasan muatan meloncat dari kantong bermuatan positif ini ke kutub negatif yang letaknya tidak begitu jauh diatasnya. Setelah itu, seluruh muatan positif yang terletak lebih rendah dinetralkan. Selain itu jalur yang dilalui pelepasan tersebut tetap bersifat pengantar. Kemudian sisa muatan negatif mengalir melalui jalur itu. Muatan negatif bergerak turun karena daya tarik muatan positif dipermukaan bumi.

Pelepasan muatan listrik tidak berupa satu loncatan bunga api sekaligus melainkan dikendalikan oleh situasi setempat yang akan dilalui medan listrik. Jalur pelepasan dapat bercabang-cabang ke beberapa arah.
Pelepasan muatan pemuka berlangsung lemah dengan garis tengah kira-kira 5 meter, kemudian turun dengan kecepatan kurang lebih 140 km per detik. Setelah menempuh jarak kurang lebih 30 m, muatan yang terlepas tiba-tiba bercahaya terang. Kemudian terjadilah gelombang elektron yang disebut ‘leader’. Lama kelamaan ‘leader’ ini turun dan selang 1/100 detik kemudian ‘leader’ ini mencapai tanah, selama proses ini berlangsung tegangan pada ujung ‘leader’ dengan tegangan pada tanah yang berbeda 10 juta volt. Akibatnya muatan positif terpusat pada pohon atau gedung yang menjulang tinggi. Arus pelepasan muatan listrik meluas ke arah ‘leader’ dan menuntunnya ke arah pohon atau bangunan. Ketika jarak ‘leader’ dengan arus pelepasan muatan listrik kurang lebih 30 m, keduanya brtemu pada suatu arus pendek.

Arus balik yang sangat menyilaukan bergerak ke atas sepanjang alur sambaran dengan kecepatan hampir 100.000 km perdetik atau sama dengan 1/3 kecepatan cahaya. Kemudian, arus listrik mungkin sebesar 100.000 ampere terus mengalir di antara awan dan tanah. Arus itu akan berhenti jika seluruh muatan di awan yang sejak semula bergerak cepat telah sampai ke tanah.

Informasi lain Fenomena ini terjadi pada saat bersamaan dengan kilatan petir, tetapi suara gemuruhnya biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat. Hal ini terjadi karena cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, bervariasi tergantung temperatur, kelembapan dan tekanan udara).

Cara Mudah Menghitung Jarak Kilat Petir

Ketika petir menyambar, terkadang kita ingin tahu berapa jarak petir tersebut dari tempat kita berada, Nah untuk mengetahuinya ada cara mudah dan praktis, cara praktisnya adalah sebagai berikut:

Langkah 1 :
• Hitung berapa detik saat anda melihat kilat petir, sampai anda mendengar suara geledek
• lalu bagi 3 [detik] untuk mengetahui jarak dalam Kilometer atau bagi 5 untuk mengetahui jarak dalam Mil

Contoh :
Kamu melihat kilatan petir, 21 detik kemudian suaranya menggelegar. Jadi jarak petir dari kamu  adalah
21/3 = 7 km ( ± kurang lebih)

Mengapa demikian?

• Saat kilat menyala, pada saat itu juga kita langsung melihatnya, karena kecepatan cahaya sangat tinggi, 299.792.458 meter perdetik. Hampir tak ada delay untuk mencapai mata kita.
• Tapi, kecepatan suara "hanya" 331 meter perdetik. Alhasil, beberapa saat setelah kilat menyala, suaranya baru menggelegar.
• Oleh karena itu, jarak petir dengan pendengar suara guruh sekitar 1 kilometer setiap tiga detik.
Petir jarang terdengar pada jarak lebih dari 25 kilometer.



Kenapa harus 3 detik?
1km =1000m
Kecepatan bunyi 331m/detik
Diasumsikan 3 detik=1km

Misal ada petir 3 detik jadi 3detik di kali 331=993 meter hampir 1km diasumsikan 3=1km biar gampang ngitunngya memang kita bisa itung secara sepontan gitu apa lagi klo liat petir pasti kita panik.harusnya yg paling mendekati yah 3.33 detik tapi biar singkat sekitar  3 detik.


Wikipedia dan dari berbagai sumber



0 Response to "Gambar Menakjubkan Petir dan Proses Terjadinya [Foto HD]"

Posting Komentar

Subscribe in a reader

Add to netvibes

Feed :